Saturday 5 July 2014

Mahasiswa Unsa Kembangkan Bligo Jadi Pengganti Kismis


 imageSOLO, suaramerdeka.com - Belum banyak yang memanfaatkan buah bligo atau Benincasa hispida. Di pedesaanan, tanaman merambat dengan kulit buah warna hijau muda ini bahkan hanya dipakai untuk pakan ternak.
Hal itu menginspirasi dua mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Surakarta (Unsa) untuk memanfaatkan buah bligo agar memiliki nilai tambah. Adalah Stefanus Noer Pramani dan Yosua Andi Prasojo yang kemudian membuat manisan dari buah bligo.
"Kami mencoba membuat manisan bligo tapi tentunya bukan manisan biasa," ujar Stefanus.
Manisan bligo buatan mereka atau yang disebut tangkue tersebut bisa menggantikan kismis atau sukade yang biasa dipakai dalam campuran kue atau roti karena rasanya yang manis dan tekstur renyah.

Yosua menjelaskan, penggunaan tangkue sebagai pengganti kismis untuk taburan dan isian roti jauh lebih hemat. Sebab, 1 kg kismis harganya bisa sekitar Rp 50 ribu sedangkan 1 kg tangkue harganya hanya sekitar Rp 30 ribu. Karena itulah produsen roti menyukai olahan mereka.
"Kami sengaja membuat manisan yang memang untuk isian roti atau kue sehingga konsumen kami adalah produsen roti dan kue karena bisa menggantikan kismis atau sukade untuk taburan atau isian roti," ujarnya.
Dikatakan, untuk menghasilkan 1 kg tangkue mereka menghabiskan biaya produksi Rp 20-25 ribu. Bahan baku bligo sendiri diperoleh dengan harga sangat murah di pedesaan yakni hanya Rp 1.000-1.500 per buah. Satu buah bligo rata-rata bisa menghasilkan 1 kg tangkue.
Sebuah nilai bisnis yang cukup menggiurkan. Sebab dalam sepekan mereka bisa produksi tiga kali sesuai permintaan pelanggan. Tiap kali produksi bisa dihasilkan lebih dari 5 kg tangkue. Tangkue tersebut langsung disetor ke tempat- tempat usaha pembuatan roti dan kue.
"Sebenarnya pada saat-saat tertentu permintaan bisa sangat banyak. Namun karena kami masih kuliah juga, permintaan kami batasi," kata Yosua.
Ia menjelaskan, proses pembuatan manisan bligo cukup mudah. Pertama, bligo di potong dadu ukuran 2cm, kemudian dicuci bersih dan direndam air kapur selama 2-3 jam. Setelah itu potongan bligo dicuci bersih sampai air kapur hilang.
Selanjutnya direbus dengan campuran air dan gula pasir putih. Bligo direbus hingga gula meleleh sempurna menjadi karamel.
"Kalau sudah jadi karamel diangkat dan didinginkan. Setelah dingin di keringkan baru diberi taburan gula halus," jelas Stefanus.
Rasa tangkue juga bisa dibuat beragam, mulai dari rasa manis original, stroberi, coklat, melon, atau rasa lainnya sesuai perasa yang dicampurkan saat proses memasak.
Tangkue buatan mereka itu dapat tahan hingga satu bulan lamanya meski tanpa pengawet. Yosua menyebutkan, buah bligo memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Di antaranya, memiliki beragam kandungan nutrisi lain seperti protein, karbohidrat, serat, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C.....

No comments:

Post a Comment